Wednesday, April 24, 2024

Memaafkan dan Kesehatan

 

Penelitian menggunakan teknologi canggih tentang pencitraan otak seperti tomografi emişi positron dan pencitraan resonansi magnetic, berhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan dan yang tidak memaafkan. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktivitas otak yang sama dengan Otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Demikian pula, ada ketidaksamaan aktivitas hormon dan keadaan darah si pemaaf dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang berkaitan dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah sebagaimana dipicu sikap tidak memaafkan berdampak buruk pada kesehatan.

Raut wajah, daya hantar kulit, dan detakjantungjuga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi, daya hantar kulit lebih tinggi, dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan berdampak buruk pada kesehatan. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialami. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagai penyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.

( Sumber: Penelitian: Memaafkan Mendatangkan Kesehatan - Hidayatullah.com)

 


Monday, April 22, 2024

KISAH PAKU DAN SEBATANG BALOK KAYU

 

Alkisah, tersebutlah seorang murid yang memiliki sifat temperamental, mudah marah dan kesulitan mengendalikan dirinya. Dia selalu mengalami kesulitan untuk mengontrol emosinya, bahkan selalu mudah marah dan berkata kasar hanya untuk kesalahan-kesalahan kecil orang lain yang membuatnya tersinggung. Hingga pada suatu hari ia dipanggil oleh gurunya. Sang guru merasa berkewajiban untuk menasehati dan menjadikan murid ini lebih baik akhlaknya, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.


Oleh sang guru, ia diminta untuk menyiapkan sebatang balok kayu, palu dan paku. Dan dengan pendekatan serta sentuhan hati yang tulus, guru itu pun meminta kepadanya, agar setiap kali ia marah, ia harus menancapkan satu buah paku ke balok kayu dengan menggunakan palu yang sudah disiapkan. Berapa kali pun marah, ia harus melakukan hal tersebut dengan paku-paku yang baru. Ia pun menerima nasihat dari gurunya dan bersedia melakukannya.


Keesokan harinya, ia kembali dipanggil oleh sang guru di sekolah, dan ditanya, “dari kemarin sampai pagi ini sudah berapa buah paku yang engkau tancapkan di atas balok kayu itu?” Ia menjawab, “dua puluh, guru” jawabnya sambil menunduk malu. Dalam hati ia menyadari, ternyata hampir setiap satu jam ia marah kepada orang lain. Sang guru pun tidak berkomentar apa-apa, dan memintanya untuk kembali lagi minggu depan serta berpesan untuk terus melanjutkan kegiatan itu.

Satu minggu berlalu dan saatnya sang guru memanggilnya kembali. Dengan wajah berseri-seri, ia menghadap kepada gurunya dan berkata “terima kasih guru, karena nasihat yang guru berikan, yang tadinya satu hari saya menancapkan 20 buah paku, pelan-pelan mulai berkurang, dan dari kemarin hingga pagi ini saya sama sekali tidak menancapkan paku lagi”. Dan sang guru pun menjawab “bagus sekali nak. Kalau begitu, tugasmu selanjutnya adalah, setiap kali engkau berhasil menahan amarahmu, maka cabutlah satu paku yang engkau tancapkan sebelumnya. Setiap hari seperti itu, nanti engkau boleh kembali lagi setelah engkau berhasil mencabut semua paku di balok kayu itu”.

Hari demi hari berlalu, berganti minggu dan beberapa bulan kemudian murid itu pun kembali menghadap gurunya dengan wajah yang berseri-seri tetapi penuh dengan rasa penasaran. “Guru, saya telah mencabut semua paku seperti yang guru nasihatkan, setiap kali saya bisa mengendalikan amarah saya, dan saat ini semua paku sudah berhasil saya cabut” lapornya.

“Luar biasa sekali anakku. Tentu tidak mudah bagimu untuk melakukan apa yang aku sarankan. Dan sekarang, bolehkan aku bertamu ke rumahmu dan melihat paku-paku dan balok kayu itu?” Ia menjawab dengan cukup penasaran

“baiklah guru, tapi kalau boleh tahu, untuk apa guru melihat paku-paku dan balok kayu itu?” “Nanti kamu juga akan tahu” jawab sang guru.


Kemudian guru dan murid itu pun beriringan menuju ke rumah sang murid dan kemudian melihat balok kayu yang sudah bersih dari tancapan paku, tetapi balok kayu itu terlihat buruk karena bekas-bekas lubang paku yang dicabut. Lalu sang guru berkata “anakku, engkau sudah melakukan hal yang luar biasa dengan menahan amarahmu. Tapi engkau juga harus tahu, bahwa ada akibat yang engkau timbulkan dari amarahmu selama ini. Ketika engkau marah dan meluapkan emosimu dengan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain, maka hal itu seperti kiasan paku yang menancap di balok kayu ini. Tidak ada bedanya kemarahan yang disengaja, maupun kemarahan yang spontan, semuanya sama-sama berakibat buruk bagi orang lain” kata sang guru dengan penuh bijaksana.


“Anakku, tidak cukup bagimu hanya menyesali, meminta maaf dan memohon ampunan kepada Allah Swt. atas apa yang pernah engkau perbuat. Permintaan maafmu kepada orang yang pernah engkau sakiti, ibarat engkau mencabut paku-paku itu dari balok kayu. Pakunya bisa dicabut, tetapi bekas lubang pakunya tidak bisa hilang. Demikian juga dengan sakit hati, barangkali orang lain bisa memaakan, tetapi belum tentu ia bisa melupakan apa yang pernah kita lakukan kepadanya. Oleh karena itu, janganlah engkau meremehkan kata-kata buruk, emosi dan kemarahanmu kepada orang lain, karena luka yang disebabkan oleh kata-kata, sama sakitnya dengan luka isik yang kita alami” pungkas sang guru. Murid itu pun menunduk dan menyadari sifat temperamental yang ia miliki selama ini, ternyata berdampak buruk bagi orang lain dan merugikan dirinya sendiri, dan ia pun berjanji untuk menjadi orang yang lebih baik dengan mengendalikan amarah dan emosinya dalam kehidupan berikutnya. (Dinarasikan kembali dari rumahinspirasi.com)

Wednesday, February 28, 2024

Materi PTS Genap 24

Materi PTS Genap

 

1.       QS. An Nur ayat 2.

o   Mengurutkan ayat

o   Isi kandungan

o   Arti potonga ayat

2.       QS. Al Isra 32

o   Melengkapi ayat

o   Hukum bacaan

o   Menjodohkan arti ayat

o   Contoh perilaku

o   Hikmah dilarangnya zina

3.       Zina

o   Definisi

o   Kategori zina

o   Dampak zina

o   Hikmah larangan zina

o   Kiat menghindari zina

o   Perilaku menjauhi zina

o   Predikat buruk dari zina

o   Hadis larangan zina

4.        Pergaulan bebas

o   Definisi

o   Contoh pergaulan bebas

o   Cara agar tergindar dari pergaulan bebas

5.       Mahabbah

o   Definisi 

o   Kiat menumbuhkan mahabbah

o   Mengapa harus meiliki rasa mahabbah?

6.        Khauf

o   Definisi

o   Contoh perilaku

o   Hadis khauf

7.       Raja’

o   Definisi 

8.        Tawakkal

o   Definisi

o   Mengapa harus tawakkal?

o   Contoh perilaku

 

 


Thursday, January 18, 2024

UH Pergaulan Bebas dan Zina

 *UH I*

*BAB 6*


1. Saat ini banyak anak muda yang mengaku bahwa dirinya islam, namun masih melakukan pergaulan bebas dalam kehidupan sehari-harinya. Bagaimana tanggapan anda? jelaskan!

2. Untuk meminimalisir terjadinya perbuatan zina di kalangan masyarakat, upaya apa yang harus dilakukan oleh pihak yang berwenang?

3. Tuliskan penyebab anak muda mudah terjerumus dalam pergaulan bebas dan zina! Dan berikan solusinya!

4. Sebuah larangan biasanya dilatarbelakangi adanya kekhawatiran. Begitu juga dengan larangan pergaulan bebas dan zina dalam ajaran islam. Jelaskan mengapa pergaulan bebas dan zina merupakan perbuata yang dilarang oleh Allah SWT.?

5. Bagaimana pendapat kalian jika melihat tayangan berita tentang penemuan mayat bayi di tempat sampah, berita tentang tindak pidana aborsi dan lain sebagainya. Bisakah hal tersebut dihindari? Apa yang seharusnya kita lakukan terutama oleh kalangan pemuda dan pelajar? Jelaskan pendapatmu!

6. Perhatikan hadis berikut!

Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda; ”Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian menyepi dengan seorang perempuan kecuali bersama mahramnya.” HR Bukhari Muslim

 Jelaskan maksud dari hadis tersebut diatas!

7. Seorang yang melakukan zina muhson dapat dijatuhi hukuman rajam, apabila  ada  proses pembuktian dan memenuhi 4 syarat. Sebutkan apa saja syarat tersebut! 

8. Mengapa hukuman terhadap tuduhan perzinahan dalam islam sangat berat?

Jelaskan hukuman bagi orang yang menuduh zina terhadap orang yang jelas-jelas baik!

9. Apa yang dimaksud dengan aurat dalam islam? 

Mengapa umat islam diperintahkan untuk menjaga aurat dengan sungguh-sungguh?

10. Apakan anda mengikuti kegiatan secara aktif? Sebutkan kegiatan positif yang anda ikuti!


Selamat mengerjakan.